Rabu, 22 Oktober 2014

Kamar Rabi'ah Al Adawiyah

RABI'AH AL ADAWIYAH
mau tauuu ??
kenapa kitaa mengambil nama beliau sebagai nama kamar yaitu Rabi’ah al-Adawiyah adalah seorang sufiah yang merentas jalan berbeda dibanding kebanyakan orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah pada masanya. Sebelumnya para sufi mendekatkan diri dengan jalan khauf wa raja’, yaitu rasa takut dan pengharapan kepada Allah. Namun Rabi’ah mengenalkan dan mengajukan jalan lain yaitu mahabbah (cinta Illahi), sehingga beribadah atau mengabdi kepada Tuhan secara tulus ikhlas tanpa rasa terpaksa. Bukan karena merasa takut pada neraka atau karena mengharap surga, karena bagi Rabi’ah beribadah seperti ini berarti beribadah dengan pamrih kepada Allah.
maka darii ituu kami sangat tersanjung dan menjadi inspirasi kami untuk selalu mencintai dan dekat dengan ALLAH SWT 
betul ???

J RABIAH AL-ADAWIYAH J
Rabiah Al-Adawiyah (bahasa Arabرابعة العدوية القيسية) dikenal juga dengan nama Rabi'ah Basri adalah seorang sufi wanita yang dikenal karena kesucian dan dan kecintaannya terhadap Allah. Rabi'ah merupakan klien (bahasa Arab: Mawlat) dari klan Al-Atik suku Qays bin 'Adi, dimana ia terkenal dengan sebutan al-Qaysyah Ia dikenal sebagai seorang sufi wanita yang zuhud, yaitu tidak tertarik kepada kehidupan duniawi, sehingga ia mengabdikan hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah. Rabiah diperkirakan lahir antara tahun 713 - 717 Masehi, atau 95 - 99 Hijriah, di kota Basrah, Irakdan meninggal sekitar tahun 801 Masehi / 185 Hijriah. 
Nama lengkapnya adalah Rabi'ah binti Ismail al-Adawiyah al-Basriyah. Rabiah merupakan sufi wanita beraliran Sunni pada masa dinasti Umayyah yang menjadi pemimpin dari murid-murid perempuan dan zahidah, yang mengabdikan dirinya untuk penelitian hukum kesucian yang sangat takut dan taat kepada Tuhan. Rabi'ah Al-Adawiyah dijuluki sebagai The Mother of the Grand Master atau Ibu Para Sufi Besar karena kezuhudannya. Ia juga menjadi panutan para ahli sufi lain seperti Ibnu al-Faridh dan Dhun Nun Al-misri. Kezuhudan Rabi'ah juga dikenal hingga ke Eropa. Hal ini membuat banyak cendikiawan Eropa meneliti pemikiran Rabi'ah dan menulis riwayat hidupnya, seperti Margareth Smith, Masignon, dan Nicholoson.
Rabi'ah mengembangkan aliran sufi yang berlandaskan seluruh amal ibadahnya atas dasar cinta kepada Ilahi tanpa pamrih atas pahala, surga atau penyelamatan dari azab neraka.[1] Rabi'ah terkenal dengan metode cinta kepada Allah (Bahasa Arab:Al-mahabbah, artinya cinta tanpa pamrih) dan uns (kedekatan dengan Tuhan). Perkataan mistik Rabi'ah menggambarkan kesalehan dirinya, dan banyak diantara mereka yang menjadi kiasan atau kata-kata hikmah yang tersebar luas di wilyah-wilayah negara Islam. Rabi'ah al-Adawiyah terkenal zahid (tak tertarik pada harta dan kesenangan duniawi) dan tak pernah mau meminta pertolongan pada ornag lain. Ketika ia ditanya orang mengapa ia bersikap demikian, Rabi'ah menjawab:
Saya malu meminta sesuatu pada Dia yang memilikinya, apalagi pada orang-orang yang bukan menjadi pemilik sesuatu itu. Sesungguhnya Allah lah yang memberi rezeki kepadaku dan kepada mereka yang kaya. Apakah Dia yang memeberi rezeki kepada orang yang kaya, tidak memberi rezeki kepada orang-orang miskin? Sekiranya dia menghendaki begitu, maka kita harus menyadari posisi kita sebagai hamba-Nya dan haruslah kita menerimanya dengan hati rida (senang).

Alasan mengambil nama Rabiah Al-Adawiyah
Kita mengambil nama Rabiah Al-Adawiyah karena, terinspirasi oleh sosok kehidupan beliau, yaitu sebagai sufi wanita yang zuhud, yaitu tidak tertarik kepada kehidupan duniawi, sehingga ia mengabdikan hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah.
Kami berharap agar kami bisa mencontoh atau menjadi panutan untuk kami dengan sosok beliau sebagai seorang wanita yang bijaksana, sebagai pemimpin dan mampu berjuang dijalan Allah sehingga beliau dapat meninggalkan segala sesuatunya didunia hanya untuk beribadah dan taqwa hanya kepada Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar