Sabtu, 01 November 2014

HAKIKAT IPS



RANGKUMAN MATERI 1 HAKIKAT IPS


Sebagai guru SD, pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial sangat diperlukan baik yang berhubungan dengan ruang lingkup bahasannya, obyek yang dipelajari, maupun metode/pendekatan  dari tiap-tiap disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut. Dengan menguasai  konsep-konsep IPS yang bersumber dari masyarakat dan lingkungan dapat menambah wawasan yang lebih luas dan mendalam.  Selanjutnya marilah kita mulai membahas mengenai konsep, hakikat, dan karakteristik pendidikan IPS di SD. Untuk memudahkan Anda dalam memahaminya kita akan membahasnya satu persatu secara rinci.
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89).   Social Scence Education Council (SSEC) dan  National Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”.
Pada tahun 2004, pemerintah melakukan perubahan kurikulum kembali yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Dalam kurikulum SD, IPS berganti nama menjadi Pengetahuan Sosial. Pengembangan kurikulum Pengetahuan Sosial merespon secara positif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Pengajaran IPS (social studies), sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Pengenalan mereka tentang masyarakat tempat mereka menjadi anggota diwarnai oleh lingkungan mereka tersebut. Sekolah bukanlah satusatunya wahana atau sarana untuk mengenal masyarakat. Para siswa dapat belajar mengenal dan mempelajari masyarakat baik melalui media massa, media cetak maupun media elektronika, misalnya melalui acara televisi, siaran radio, membaca koran. Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.
Pada waktu Indonesia memperkenalkan konsep IPS, pengertian dan tujuannya  tidaklah persis sama dengan  social studies yang ada di Amerika Serikat. Harus diingat bahwa kondisi masyarakat Indonesia berbeda dengan kondisi masyarakat Amerika Serikat. Ini mengisyaratkan adanya penyesuaianpenyesuaian tertentu. Sebenarnya keadaan ini sangat baik, karena setiap ide yang datang dari luar, dapat kita terima bila sesuai dengan kondisi masyarakat kita.
Berbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Dalam kerangka kerja pengkajiannya, Studi Sosial menggunakan bidang-bidang keilmuan yang termasuk Ilmu Sosial. Tentang Studi Sosial ini,  Achmad Sanusi (1971:18) memberi penjelasan sebagai berikut : Sudi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi  siswa sejak pendidikan dasar.
Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari Amerika Serikat, yang di negara asalnya disebut  Social Studies. Pertama kali Social  Studiesdimasukkan dalam kurikulum sekolah adalah di Rugby (Inggris) pada tahun 1827, atau sekitar setengah abad setelah Revolusi Industri (abad 18), yang ditandai dengan perubahan penggunaan tenaga manusia menjadi tenaga mesin. Revolusi Industri membawa perubahan yaitu mendatangkan kemakmuran bagi sebagian masyarakat Inggris.
Latar belakang dimasukkannya bidang studi IPS ke dalam kurikulum  sekolah di Indonesia  sangat berbeda dengan  di Inggris dan Amerika Serikat. Pertumbuhan IPS di Indonesia tidak terlepas dari situasi kacau, termasuk dalam bidang pendidikan, sebagai akibat pemberontakan G30S/PKI, yang akhirnya dapat ditumpas oleh Pemerintahan Orde Baru. Setelah keadaan tenang pemerintah melancarkan  Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Pada masa Repelita  I (1969-1974) Tim Peneliti Nasional di bidang pendidikan menemukan lima masalah nasional dalam bidang pendidikan. Kelima masalah tersebut antara lain:
1.      Kuantitas, berkenaan dengan perluasan dan pemerataan kesempatan  belajar.
2.      Kualitas, menyangkut peningkatan mutu lulusan
3.      Relevansi, berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan 
pembangunan. 
4.      Efektifitas sistem pendidikan  dan efisiensi penggunaan sumber daya  dan
dana.
5.      Pembinaan generasi muda dalam rangka menyiapkan tenaga produktif bagi
kepentingan pembangunan nasional.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah melakukan pembaharuan kurikulum sekolah. Pada awal masa Repelita I, pemerintah membentuk  Proyek Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar (PPKM), yang memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menciptakan kurikulum sekolah secara lokal. Pembaharuan kurikulum tersebut dilaksanakan di Sekolah Laboratorium di IKIP Malang yang dikenal dengan Sekolah Ibu Pakasi.  Di sekolah ini diberlakukan kurikulum lokal yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Penggabungan sekolah dasar dengan sekolah menengah pertama menjadi
sekolah dasar 8 tahun.
2.      Penggabungan mata pelajaran sejenis, salah satunya adalah menjadi bidang
studi IPS.
Pengajaran IPS (social studies), sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Pengenalan mereka tentang masyarakat tempat mereka menjadi anggota diwarnai oleh lingkungan mereka tersebut. Sekolah bukanlah satusatunya wahana atau sarana untuk mengenal masyarakat. Para siswa dapat belajar mengenal dan mempelajari masyarakat baik melalui media massa, media cetak maupun media elektronika, misalnya melalui acara televisi, siaran radio, membaca koran.
Jadi, pada dasarnya IPS merupakan bidang studi baru, karena dikenal sejak diberlakukan kurikulum 1975. Dikatakan baru karena cara pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia. Bidang studi IPS berasal dari negara Amerika Serikat dengan nama aslinya  Social Stuies. 
Latar belakang dimasukkannya IPS ke dalam kurikulum sekolah karena munculnya masalah-masalah nasional sebagai akibat peristiwa G30S/PKI, salah satu masalah tersebut adalah rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.. Untuk itu pemerintah melakukan pembaharuan kurikulum, pendidikan dasar menjadi 8 tahun, penggabungan bidang studi yang serumpun. Tahun 1984 pemerintah memberlakukan kurikulum baru, di SD diajarkan IPS terpadu, SMP diajarkan IPS terkait, dan SMA diajarkan IPS terpisah. Sejak itulah pemerintah selalu melakukan perubahan kurikulum tidak lain adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat beljar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengahtengah msyarakat. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalahmsalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.
Selanjutnya bahwa disebutkan bahwa, Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial sebenarnya sudah melekat pada diri masingmasing individu dengan kadar yang berbeda sejak lahir. Namun secara formal baru dikenal setelah kita memasuki jenjang pendidikan formal. Kehidupan manusia itu banyak aspeknya meliputi aspek-aspek hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi, dan politik. Aspek-aspek tersebut dipelajari dalam Ilmu-ilmu Sosial. Apabila aspek-aspek kehidupan tersebut dipelajari secara mendalam dan akademis maka akan melahirkan Ilmu-ilmu Sosial, seperti Ilmu Sosiologi, Ilmu Psikologi. Ilmu Ekonomi, Ilmu Antropologi, Ilmu Sejarah, Ilmu Geografi, dan Ilmu Politik.

 Tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang baik yang berguna bagi dirinya, masyarakat, dan negara. IPS merupakan integrasi dari Ilmu-ilmu Sosial. Kajian IPS adalah manusia dan lingkungan (fisik, sosial, budaya). Materinya digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Siswa SD masih dalam tahap operaional konkrit dengan ciri: perhatian mudah beralih dan terfokus pada lingkungan  terdekat, mempunyai dorongan untuk menyelediki (inkuiri) terhadap sesuatu yang diinginkan, suka pada benda yang bergerak, dan kaya akan imaginasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar