RANGKUMAN
MATERI 1 HAKIKAT IPS
Sebagai guru SD, pengetahuan yang
berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial sangat diperlukan baik yang
berhubungan dengan ruang lingkup bahasannya, obyek yang dipelajari, maupun
metode/pendekatan dari tiap-tiap disiplin
ilmu-ilmu sosial tersebut. Dengan menguasai
konsep-konsep IPS yang bersumber dari masyarakat dan lingkungan dapat
menambah wawasan yang lebih luas dan mendalam.
Selanjutnya marilah kita mulai membahas mengenai konsep, hakikat, dan
karakteristik pendidikan IPS di SD. Untuk memudahkan Anda dalam memahaminya
kita akan membahasnya satu persatu secara rinci.
IPS merupakan suatu program pendidikan
dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik
dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science),
maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89).
Social Scence Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS),
menyebut IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”.
Pada tahun 2004, pemerintah melakukan
perubahan kurikulum kembali yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). Dalam kurikulum SD, IPS berganti nama menjadi Pengetahuan Sosial.
Pengembangan kurikulum Pengetahuan Sosial merespon secara positif berbagai perkembangan
informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Pengajaran IPS (social studies),
sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah karena siswa yang
datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Pengenalan mereka
tentang masyarakat tempat mereka menjadi anggota diwarnai oleh lingkungan
mereka tersebut. Sekolah bukanlah satusatunya wahana atau sarana untuk mengenal
masyarakat. Para siswa dapat belajar mengenal dan mempelajari masyarakat baik
melalui media massa, media cetak maupun media elektronika, misalnya melalui
acara televisi, siaran radio, membaca koran. Ilmu Sosial merupakan disiplin
intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah,
memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau
masyarakat yang ia bentuk.
Pada waktu Indonesia memperkenalkan
konsep IPS, pengertian dan tujuannya tidaklah
persis sama dengan social studies yang
ada di Amerika Serikat. Harus diingat bahwa kondisi masyarakat Indonesia
berbeda dengan kondisi masyarakat Amerika Serikat. Ini mengisyaratkan adanya
penyesuaianpenyesuaian tertentu. Sebenarnya keadaan ini sangat baik, karena
setiap ide yang datang dari luar, dapat kita terima bila sesuai dengan kondisi
masyarakat kita.
Berbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial
bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih
merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Dalam
kerangka kerja pengkajiannya, Studi Sosial menggunakan bidang-bidang keilmuan
yang termasuk Ilmu Sosial. Tentang Studi Sosial ini, Achmad Sanusi (1971:18) memberi penjelasan
sebagai berikut : Sudi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas,
bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi
siswa sejak pendidikan dasar.
Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia
adalah berasal dari Amerika Serikat, yang di negara asalnya disebut Social Studies. Pertama kali Social Studiesdimasukkan dalam kurikulum sekolah
adalah di Rugby (Inggris) pada tahun 1827, atau sekitar setengah abad setelah
Revolusi Industri (abad 18), yang ditandai dengan perubahan penggunaan tenaga
manusia menjadi tenaga mesin. Revolusi Industri membawa perubahan yaitu
mendatangkan kemakmuran bagi sebagian masyarakat Inggris.
Latar belakang dimasukkannya bidang
studi IPS ke dalam kurikulum sekolah di
Indonesia sangat berbeda dengan di Inggris dan Amerika Serikat. Pertumbuhan
IPS di Indonesia tidak terlepas dari situasi kacau, termasuk dalam bidang
pendidikan, sebagai akibat pemberontakan G30S/PKI, yang akhirnya dapat ditumpas
oleh Pemerintahan Orde Baru. Setelah keadaan tenang pemerintah melancarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
Pada masa Repelita I (1969-1974) Tim
Peneliti Nasional di bidang pendidikan menemukan lima masalah nasional dalam
bidang pendidikan. Kelima masalah tersebut antara lain:
1. Kuantitas,
berkenaan dengan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.
2. Kualitas,
menyangkut peningkatan mutu lulusan
3. Relevansi,
berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan
pembangunan.
4. Efektifitas
sistem pendidikan dan efisiensi
penggunaan sumber daya dan
dana.
5. Pembinaan
generasi muda dalam rangka menyiapkan tenaga produktif bagi
kepentingan pembangunan nasional.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah
tersebut adalah melakukan pembaharuan kurikulum sekolah. Pada awal masa
Repelita I, pemerintah membentuk Proyek
Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar (PPKM), yang memberi kesempatan
kepada masyarakat untuk menciptakan kurikulum sekolah secara lokal. Pembaharuan
kurikulum tersebut dilaksanakan di Sekolah Laboratorium di IKIP Malang yang
dikenal dengan Sekolah Ibu Pakasi. Di
sekolah ini diberlakukan kurikulum lokal yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Penggabungan
sekolah dasar dengan sekolah menengah pertama menjadi
sekolah dasar 8 tahun.
2. Penggabungan
mata pelajaran sejenis, salah satunya adalah menjadi bidang
studi IPS.
Pengajaran IPS (social studies), sangat
penting bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah karena siswa yang datang ke
sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Pengenalan mereka tentang
masyarakat tempat mereka menjadi anggota diwarnai oleh lingkungan mereka
tersebut. Sekolah bukanlah satusatunya wahana atau sarana untuk mengenal
masyarakat. Para siswa dapat belajar mengenal dan mempelajari masyarakat baik
melalui media massa, media cetak maupun media elektronika, misalnya melalui
acara televisi, siaran radio, membaca koran.
Jadi, pada dasarnya IPS merupakan bidang
studi baru, karena dikenal sejak diberlakukan kurikulum 1975. Dikatakan baru
karena cara pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan
dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi,
antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran
tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia. Bidang studi IPS berasal
dari negara Amerika Serikat dengan nama aslinya
Social Stuies.
Latar belakang dimasukkannya IPS ke
dalam kurikulum sekolah karena munculnya masalah-masalah nasional sebagai
akibat peristiwa G30S/PKI, salah satu masalah tersebut adalah rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia.. Untuk itu pemerintah melakukan pembaharuan kurikulum,
pendidikan dasar menjadi 8 tahun, penggabungan bidang studi yang serumpun.
Tahun 1984 pemerintah memberlakukan kurikulum baru, di SD diajarkan IPS
terpadu, SMP diajarkan IPS terkait, dan SMA diajarkan IPS terpisah. Sejak
itulah pemerintah selalu melakukan perubahan kurikulum tidak lain adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Pendidikan IPS penting diberikan kepada
siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota
masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal
masyarakat siswa dapat beljar melalui media cetak, media elektronika, maupun
secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengahtengah msyarakat. Dengan
pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk
bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalahmsalah
sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.
Selanjutnya bahwa disebutkan bahwa, Istilah
Ilmu Pengetahuan Sosial sebenarnya sudah melekat pada diri masingmasing
individu dengan kadar yang berbeda sejak lahir. Namun secara formal baru
dikenal setelah kita memasuki jenjang pendidikan formal. Kehidupan manusia itu
banyak aspeknya meliputi aspek-aspek hubungan sosial, ekonomi, psikologi,
budaya, sejarah, geografi, dan politik. Aspek-aspek tersebut dipelajari dalam
Ilmu-ilmu Sosial. Apabila aspek-aspek kehidupan tersebut dipelajari secara
mendalam dan akademis maka akan melahirkan Ilmu-ilmu Sosial, seperti Ilmu
Sosiologi, Ilmu Psikologi. Ilmu Ekonomi, Ilmu Antropologi, Ilmu Sejarah, Ilmu
Geografi, dan Ilmu Politik.
Tujuan pendidikan IPS adalah membina anak
didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap yang baik yang berguna bagi dirinya, masyarakat, dan negara.
IPS merupakan integrasi dari Ilmu-ilmu Sosial. Kajian IPS adalah manusia dan
lingkungan (fisik, sosial, budaya). Materinya digali dari segala aspek
kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Siswa SD masih dalam tahap
operaional konkrit dengan ciri: perhatian mudah beralih dan terfokus pada
lingkungan terdekat, mempunyai dorongan
untuk menyelediki (inkuiri) terhadap sesuatu yang diinginkan, suka pada benda
yang bergerak, dan kaya akan imaginasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar